PALEMBANG – Pelaksanaan hujan buatan dihentikan. Pesawat Hercules TNI AU
yang selama ini berada di Palembang untuk membantu tim teknologi modifikasi cuaca (TMC) menyemai awan
telah ditarik ke Surabaya, 4 Oktober lalu.
Keberadaannya di Sumsel dinilai belum terlalu diperlukan karena belum ada
pertumbuhan awan besar yang mengandung hujan. “Awan di Sumsel ada di
perbatasan Lampung-Sumsel, tapi kecil dan saat disemai garam, hujan yang turun
tidak terlalu besar. Karena itu, Hercules dikembalikan ke Surabaya,” kata
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto.
Sebelum dikembalikan, pukul 09.00 WIB sempat dilakukan satu kali penyemaian
garam di perbatasan Lampung, sehingga hujan kecil terjadi di OKI dan wilayah
Muara Enim. Dijelaskan Yulizar, selain karena potensi awan belum banyak,
penarikan Hercules juga terkait HUT TNI di Surabaya.
“Kami belum tahu kapan akan dikirim dan dipinjamkan lagi ke Sumsel. Yang
jelas, jika nanti ada potensi awan, kita akan pinjam lagi,” jelas dia. Sebagai
gantinya, BPBD mendapat tambahan bantuan dari BNPB, jenis Kamov buatan Russia.
Helikopter tersebut mendukung optimalisasi water bombing dengan kapasitas air
sebanyak 4.000 liter.
Sebelumnya, helikopter Kamov telah beroperasional di Riau. Melihat kondisi
hotspot Sumsel yang masih begitu banyak, makanya dialihkan ke Sumsel. “Sabtu
lalu, empat helikopter menyebar, semuanya fokus water bombing ke OKI. Ditambah
lagi dua helikopter pinjaman PT Sinarmas,” beber Yulizar.
Diketahui, Sabtu lalu, terpantau dari Satelit Modis (Terra dan Aqua) ada
179 titik api (hotspot), dimana 115 titik di OKI. Sementara Minggu (5/10),
terpantau 91 titik dengan 53 titik di OKI. “Meski sekarang (kemarin) Lebaran,
kami tetap mengoperasionalkan helikopter yang ada,” tegas Yulizar.
Agus Santosa, Kasi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang
menuturkan, saat ini memasuki masa-masa rawan terhadap kondisi Sumsel. Akibat
dari musim kemarau, suhu mencapai 35 derajat selama beberapa hari terakhir.
“Dengan suhu udara ini, sangat ekstrem, rawan terjadi kebakaran,” ungkapnya.
Hujan diprediksi akan terjadi di pertengahan Oktober. Saat ini, baru
Sumatera Bagian Utara dan Barat yang telah turun hujan. Karena kelembapan di
permukaan udara Sumsel masih sangat kering, hujan tidak mengenai Sumsel.
Sutrisno, Koordinator Lapangan TMC Asap Regional Sumatera mengakui,
operasional hujan buatan dihentikan sementara karena potensi awan di atas
Sumsel belum optimal. Ditambah lagi karena pesawat itu akan dipakai untuk
memeriahkan HUT TNI. “Kami belum tahu kapan akan mulai lagi hujan buatan.
Bersama, kami memantau perkembangan awan,” tukasnya.
0 comments:
Post a Comment