Monday, 6 October 2014

Hujan Buatan Dihentikan




PALEMBANG – Pelaksanaan hujan buatan dihentikan. Pesawat Hercules TNI AU yang selama ini berada di Palembang untuk membantu tim teknologi modifikasi cuaca (TMC) menyemai awan telah ditarik ke Surabaya, 4 Oktober lalu. 

Keberadaannya di Sumsel dinilai belum terlalu diperlukan karena belum ada pertumbuhan  awan besar yang mengandung hujan. “Awan di Sumsel ada di perbatasan Lampung-Sumsel, tapi kecil dan saat disemai garam, hujan yang turun tidak terlalu besar. Karena itu, Hercules dikembalikan ke Surabaya,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto.

Sebelum dikembalikan, pukul 09.00 WIB sempat dilakukan satu kali penyemaian garam di perbatasan Lampung, sehingga hujan kecil terjadi di OKI dan wilayah Muara Enim. Dijelaskan Yulizar, selain karena potensi awan belum banyak, penarikan Hercules juga terkait HUT TNI di Surabaya.

“Kami belum tahu kapan akan dikirim dan dipinjamkan lagi ke Sumsel. Yang jelas, jika nanti ada potensi awan, kita akan pinjam lagi,” jelas dia. Sebagai gantinya, BPBD mendapat tambahan bantuan dari BNPB, jenis Kamov buatan Russia. Helikopter tersebut mendukung optimalisasi water bombing dengan kapasitas air sebanyak 4.000 liter.

Sebelumnya, helikopter Kamov telah beroperasional di Riau. Melihat kondisi hotspot Sumsel yang masih begitu banyak, makanya dialihkan ke Sumsel. “Sabtu lalu, empat helikopter menyebar, semuanya fokus water bombing ke OKI. Ditambah lagi dua helikopter pinjaman PT Sinarmas,” beber Yulizar.

Diketahui, Sabtu lalu, terpantau dari Satelit Modis (Terra dan Aqua) ada 179 titik api (hotspot), dimana 115 titik di OKI. Sementara Minggu (5/10), terpantau 91 titik dengan 53 titik di OKI. “Meski sekarang (kemarin) Lebaran, kami tetap mengoperasionalkan helikopter yang ada,” tegas Yulizar. 

Agus Santosa, Kasi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang menuturkan, saat ini memasuki masa-masa rawan terhadap kondisi Sumsel. Akibat dari musim kemarau, suhu mencapai 35 derajat selama beberapa hari terakhir. “Dengan suhu udara ini, sangat ekstrem, rawan terjadi kebakaran,” ungkapnya.

Hujan diprediksi akan terjadi di pertengahan Oktober. Saat ini, baru Sumatera Bagian Utara dan Barat yang telah turun hujan. Karena kelembapan di permukaan udara Sumsel masih sangat kering, hujan tidak mengenai Sumsel.

Sutrisno, Koordinator Lapangan TMC Asap Regional Sumatera mengakui, operasional hujan buatan dihentikan sementara karena potensi awan di atas Sumsel belum optimal. Ditambah lagi karena pesawat itu akan dipakai untuk memeriahkan HUT TNI. “Kami belum tahu kapan akan mulai lagi hujan buatan. Bersama, kami memantau perkembangan awan,” tukasnya.



0 comments:

Post a Comment