PALEMBANG –
Potensi hujan ringan diprediksi akan terjadi seminggu ke depan, terutama
di wilayah barat. Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Operasional dan Informasi
Stasiun Meteorologi Kelas II SMB II BMKG Sumsel, Agus Santosa, kemarin (6/10).
“ Hujan ringan akan terjadi di wilayah barat, seperti Musi Banyuasain, Banyuasin, dan Musi Rawas. Tapi untuk Sumsel bagian ke timur, seperti Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Palembang masih jauh karena kondisi awan masih tipis dan asap yang menempel di atmosfer juga masih ada sehingga potensi hujan masih kecil,” bebernya.
“ Hujan ringan akan terjadi di wilayah barat, seperti Musi Banyuasain, Banyuasin, dan Musi Rawas. Tapi untuk Sumsel bagian ke timur, seperti Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Palembang masih jauh karena kondisi awan masih tipis dan asap yang menempel di atmosfer juga masih ada sehingga potensi hujan masih kecil,” bebernya.
Seperti kemarin saja, pada pagi hari, kabut asap kian pekat dan jarak pandang hanya 1 kilometer. Tapi, aktivitas tetap masih bisa dilakukan karena mulai masuk siang hari sudah normal kembali sehingga tidak memengaruhi aktivitas masyarakat di luar rumah. Namun, kondisi ini memang memengaruhi jarak pandang pelayaran.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, H Yulizar Dinoto SH, membenarkan kondisi kabut pekat yang terjadi pada pagi kemarin. Kondisi tersebut diakibatkan banyaknya butiran embun yang jatuh karena peralihan musim kemarau ke musim penghujan. “Ini merupakan suatu tanda bahwa kelembapan awan mulai terbentuk. Mudah-mudahan tidak lama lagi akan turun hujan,” ungkapnya.
Tapi ke depan, pihaknya tetap memfokuskan empat pesawat untuk melakukan water bombing serta pemadaman darat di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) yang berlangsung 24 jam karena di sanalah paling banyak terdapat titik api akibat kebakaran lahan gambut yang sangat sulit dipadamkan. Hingga pagi kemarin, tercacat ada 117 titik api.
Ia mengimbau kepada semua pengendara, khususnya truk pengangkut tanah, untuk dapat menutup muatannya menggunakan terpal sehingga debu yang dihasilkan tidak beterbangan. Ini juga dapat memengaruhi polusi udara di Metropolis, tidak hanya asap, tapi juga polusi asap kendaraan dan debu yang beterbangan setiap harinya. Sementara itu, aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, kemarin normal. Meski pada pukul 07.00 WIB jarak pandang mencapai 800 meter, tapi tak lama kemudian kembali normal hingga 1 kilometer. Kondisi ini tak seperti pada Minggu (5/10) lalu, dimana ada tiga pesawat delay akibat kabut asap
0 comments:
Post a Comment