Wednesday, 8 October 2014

Telusuri Tatanan Batu di Bukit Siguntang


PALEMBANG - Badan Arkeologi Palembang kembali melanjutkan penelitian di kawasan Bukit Siguntang 
pada kegiatan Field Shool of Arceology atau arkeologi lapangan yang melibatkan jurnalis, mahasiswa, dan guru sejarah SMA di metropolis. 

Sebelumnya, penelitian situs di Bukit Siguntang tersebut telah dilakukan pada September 2013 lalu dan telah ditemukan beberapa jejak seperti tatanan batu bata. Namun, hingga saat ini belum diketahui struktur bangunan. Karena itu, proses ekskavasi kembali dilanjutkan dengan melibatkan beberapa pihak. 

Peneliti madya Badan Arkeologi Palembang, Tri Marhaeni mengatakan, Bukit Siguntang sebagai situs arkeologi diyakini memiliki banyak barang sejarah yang terbenam di dalamnya. Apalagi letak geografis Bukit Siguntang adalah lokasi tertinggi di Palembang.

“Zaman dulu, bukit tertinggi ini dianggap tempat suci. Makanya sering dijadikan tempat ibadah dan pemakaman. Makanya kami yakin disini banyak peninggalan sejarah terutama tempat beribadat,” ujarnya kemarin.
Dikatakannya, kegiatan Field Shcool of Arceology menjadi upaya lanjutan penelitian. Dengan melibatkan banyak pihak, Badan Arkeologi mengajak mereka menjaga situs dan cagar budaya Bukit Siguntang tetap dilestarikan dan dikembangkan.

Saat ini, Badan Arkeologi Palembang baru menemukan bagian bangunan yang diperkirakan merupakan bangunan peribadatan sekitar abad 4-9. Lokasi penemuan ini akan terus dilakukan pengerukan, pemetaan dan penetapan kawasan purbakala.

“Terdapat temuan tonjolan bangunan, tapi belum ada kesimpulan. Karena proses penelitiannya masih panjang. Butuh pengecekan kesejarahan dari batu-batu dan benda lainnya yang ditemukan. Baru tahapan awal, namun akan dikembangkan penelitian lanjutan,” terang Tri. 

Kepala Badan Arkeologi Palembang, Nurhadi Rangkuti mengatakan, kegiatan Field Shcool of Arceoalogy digelar untuk mengajak perwakilan masyarakat agar lebih mengenal dan turut menjaga cagar budaya di Palembang. Kawasan Bukit Siguntang yang memiliki nilai historis, baik berhubungan atau tidak pada perkembangan kerajaan Sriwijaya, memiliki daya tarik bagi peneliti arkeologi.

“Karena sebelumnya peneliti kita juga sudah menemukan bagian dari bangunan yang diperkirakan bangunan suci yang menjadi tempat peribadatan. Bukit Siguntang akan terus menarik untuk diteliti. Sudah ada temuan batu yang merupakan pecahan bangunan, namun belum ada kesimpulan umum. Karena itu, harus diteliti lebih lanjut," tuturnya.



0 comments:

Post a Comment